Scroll keatas untuk baca artikel
Example 325x300
Citizen Journalism

Kaum Intelektual Dalam Kontestasi Politik

×

Kaum Intelektual Dalam Kontestasi Politik

Sebarkan artikel ini
Kaum Intelektual Dalam Kontestasi Politik
Sanggam Siahaan (Photo : Ibnu Manurung)

Catatan : Sanggam Siahaan

Kontestasi politik ialah sebuah proses politik yang diikuti oleh para politisi memperebutkan suara rakyat untuk sebuah kemenangan sehingga politisi tersebut dapat menduduki sebuah jabatan politis yang dikontestasiikan.

Oleh karena proses kontestasi ini menempuh waktu yang panjang dan melibatkan penyelenggara serta pengawas kontestasi, para kontestan, dan masyarakat yang ikut sebagai pemilih dalam kontestasi itu, maka semua yang terlibat dalam kontestasi itu harus termasuk kategori intelektual. Jika demikian, tujuan kontestasi akan tercapai dan kemungkinan harapan rakyat tidak akan melenceng dari fakta yang akan terjadi.

Kaum intelektual dalam Kontestasi Politik

Kaum intelektual adalah orang cerdas dalam proses berpikir berdasarkan hasil- hasil pengamatan empiris yang ada, sehingga hasil proses berpikir tersebut membuat seseorang itu mampu membuat atau memberikan sebuah keputusan yang baik.

Dalam kontestasi politik, kaum intelektual mampu membuat atau memberikan, atau mengerjakan sebuah keputusan yang berkaitan dengan tujuan politik dalam rangka menghindari adanya kesenjangan antara cita- cita mulia dan fakta yang tidak sesuai dengan cita- cita mulia tersebut.

Baca Juga :  Nikel Sultra: Potensi Terpendam di Antara Kemiskinan dan Bencana

Rakyat adalah Kaum Intelektual
Sebagaimana telah dikemukakan bahwa kontestasi politik ialah sebuah proses yang mengikutsertakan rakyat untuk memenangkan siapa diantara para politisi yang berhasil menduduki sebuah jabatan yang diperebutkan.

Oleh sebab itu, rakyat harus mampu menggunakan kecerdasan yang mereka miliki untuk menilai siapakah diantara para politisi yang mengikuti kontestasi itu mereka pilih menjadi pemenang untuk menduduki jabatan yang diperebutkan.

Menggunakan kecerdasan memilih ialah poses memilih dengan berpikir berlandaskan data empiris mencakup kesesuaian antara integritas, kredibilitas, serta akuntabilitas seorang politisi dan fungsi jabatan yang diperebutkan. Pemilih cerdas tidak berorientasi politik identitas, transaksional, eksklusif, primordial, dan kedaerahan.

Pemilih cerdas mampu mengamati para politisi yang melakukan pendekatan black campaign beserta berbagai modus yang ditampilkan serta turunan turunan dan berbagai ikutanya. Kecerdasan seperti yang dikemukakan di atas akan membuahkan hasil yang dapat membahagiakan rakyat secara umum.

Baca Juga :  Prof DR Sanggam Siahaan MHum : Pemilu Bersih Berlandaskan Pancasila, UUD 45, UU Pemilu, Serta Turunannya

Politisi Cerdas

Politisi cerdas yang mengikuti sebuah kontestasi politik adalah seseorang yang memiliki integritas, kredibilitas, dan akuntabilitas yang tinggi terhadap jabatan yang diperlombakan. Politisi itu dengan kesadaran yang tinggi dapat membuat sebuah keputusan yang handal berbasis institusional dan konstitusional.

Politisi ini akan bekerja sesuai dengan afliasi dari mana dia berjuang untuk sebuah institusi sebuah negara dari mana dia hidup. Karakter integritas yang dimiliki. seperti moralitas dan reputasi publik turut membentuk tampak kecerdasan seorang politisi.

Kecerdasan seorang politisi mudah teramati berlandaskan rekam jejak indikator indikator moral dan reputasi publik yang telah ada di masa lalu dan kini. Biasannya indikator lampau dan sekarang dapat menggambarkan fenomena yang akan terjadi.

Politisi cerdas tampil di publik dengan penuh percaya diri, dan tidak pernah kaku dan malu malu. Tidak akan menutup nutupi kelemahan diri sendiri dengan berbagai modus penampilan diri.

Politisi cerdas mampu menunjukkan fenomena yang berkaitan secara politis. Biasanya mampu menunjukkan prestasi politik di berbagai bidang. Misalnya, adanya kenaikan atau penurunan indeks perekonomian atau perkapita kota atau kabupaten atau provinsi atau negara.

Baca Juga :  Distribusi Pupuk Sesuai Musim Tanam Prof. Dr. Sanggam Siahaan, M.Hum.

Selain itu, mampu mengekspresikan dampak pembangunan di berbagai bidang terhadap kesejahteraan rakyat. Misalnya, di bidang pertanian, seorang politisi mampu memberikan hasil evaluasi pelaksanaan program di bidah pertanian terhadap kenaikan persentase perkapita dan ketersediaan pangan sebuah kabupaten atau provinsi atau negara.

Dengan kecerdasan yang dimiliki, seorang politisi mampu melihat apakah sebuah keputusan yang disodorkan atau yang telah diusulkan benar benar berpihak terhadap perbaikan taraf hidup orang banyak atau tidak. Pada saat ini, ada baiknya agar para pemilih dan para politisi yang akan dipilih adalah sama sama cerdas.

Dengan demikian para penyelenggara dan pengawas kontestasi politik akan mudah melakukan tugas mereka masing masing. Kontestasi politik berjalan sukses, negara dan bangsa akan mengalami kemajuan yang luar biasa. (Ibnu)