Iklan
Uncategorized

Gunung/ Dolog Simbolon Berasal Dari Kata Si Imbou Bolon Bukan Simbolon Sebagai Marga

×

Gunung/ Dolog Simbolon Berasal Dari Kata Si Imbou Bolon Bukan Simbolon Sebagai Marga

Sebarkan artikel ini
Gunung/ Dolog Simbolon Berasal Dari Kata Si Imbou Bolon Bukan Simbolon Sebagai Marga
Irjen Pol Purn Drs M. Wagner Damanik, M.AP

Catatan: Irjen Pol Purn Drs M.Wagner Damanik, M.AP

Nama Gunung Simbolon sejarahnya berasal dari nama Si Imbou Bolon yang akhirnya menjadi Simbolon salah satu Gunung/ Dolog yang berlokasi di Kabupaten Simalungun.

Pada awalnya Gunung/ Dolog Si Imbou Bolon banyak dihuni satwa kera besar (Siamang) disebut Imbou yang tubuhnya lebih besar dan menyerupai manusia kera.

Imbou adalah hewan yang berguna bagi masyarakat saat itu, dan tidak pernah mengganggu masyarakat.

Pada umumnya komunitas hewan Imbou akan terlihat berkelompok saat akan datang musim penghujan dan kemarau.
Inilah dasar maka Gunung/Dolog tersebut dinamai Si Imbou Bolon yang akhirnya disingkat menjadi Simbolon.

Memang lokasi tersebut erat kaitannya dengan usulan terbentuknya Negara Bagian Sumatra Timur 1949-1950 oleh PRRI yang dipimpin Letkol M Simbolon, ketika itu bermarkas di Simbolon Tengkoh yang akhirnya menyerah tanpa syarat kepada TNI/Pemerintah RI.

Baca Juga :  Lirik Lagu Sunda Bogoh Kasaha

Peristiwa inilah yang memantik semakin banyak marga Simbolon datang ke Simalungun khususnya di daerah Simbolon Tengkoh.

Ditinjau dari aspek yang berbeda, menurut Prof Amrin Saragih MA.PhD proses linguistik potensial terjadi dalam penamaan Gunung/Dolog Si Imbou Bolon

Si Imbou Bolon menjadi Simbolon

Proses pertama, dalam ucapan cepat atau berulang-ulang bunyi /i/ dari prefiks atau kata sandang “Si” menyatu dengan bunyi /i/ pada suku pertama “Imbou”. Proses pertama ini menghasilkan /Siibou bolon/.

Proses kedua, bunyi /b/ pada suku kedua kata “Imbou” menyatu dgn bunyi /b/ pada suku pertama kata “Bolon”.

Proses pertama dan kedua menghasilkan bunyi /Siimboubolon/.

Selanjutnya, proses ketiga bunyi /ii/ menyatu menjadi /i/, bunyi diftong /ou/ menyatu dgn vowel /o/ pada “bo-” karena satu daerah artikulasi; selanjutnya bunyi /bo/ dan /bo/ lesap satu menjadi /satu /bo/ saja.

Baca Juga :  Lirik Lagu Sunda Peyeum Bandung

Jadi, proses pertama, kedua dan ketiga menghasilkan: dari/Si Imbou Bolon/menjadi/Siimboubolon/ menjadi /Simboubolon/ menjadi /Simbobolon/ dan akhirnya menjadi /Simbolon/.Proses ini memenuhi aturan atau hukum Phonology.

Jadi penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Gunung/Dolog Si Imbou Bolon yang sekarang menjadi Gunung/Dolog Simbolon, tidak ada kaitannya dengan Simbolon sebagai Marga, apalagi sampai mengklaim wilayah tersebut milik mereka.

Raja-raja Simalungun di kala itu memang sangat “welcome” dengan masyarakat pendatang dengan tidak membedakan suku maupun agama, bahkan diperkenankan mengambil dan memakai salah satu marga yang ada di Simalungun (SInaga, SAragih, DAmanik, PURba).

Sehubungan dengan adanya rencana Napak tilas dari Marga Simbolon ke Nagori Gunung/Dolog Simbolon yang disebut-sebut akan diikuti ribuan orang, kita warga Simalungun pada prinsipnya mendukung kegiatan tersebut guna mengenang leluhur mereka yang pernah tinggal dan diam di sekitar lokasi tersebut.

Baca Juga :  Lirik Lagu Ridho Rhoma - My Honey

Kita berharap dengan kegiatan napak tilas dari marga Simbolon, akan ada potensi wisata dan investasi yang dapat menambah kapasitas ekonomi masyarakat setempat.

Silahkan bernapaktilas, namun tetaplah menghargai dan menghormati kearifan lokal dari peninggalan leluhur Simalungun yang sudah tumbuh dan berkembang baik dari dulu sampai sekarang di Bumi Habonaron Do Bona yang sama-sama kita cintai ini.