DAILYPOSNESIA, Pematangsiantar – Ephorus Emeritus Pdt Dr Darwin Lumbantobing dalam waktu dekat ini akan menerbitkan sebuah buku yang berjudul “Boru Ni Raja Diparhatoban” (Putri Raja diperhamba) sebanyak 1000 eksampler. Demikian dikatakanya kepada awak media Senin, 31 Juli 2023 di halaman Gereja HKBP Resort Siantar Kota.
Dijelaskan Ephorus Emeritus Pdt Dr Darwin, isi dari judul buku tersebut adalah mengenai prilaku orang batak misalnya dalam hal perkawinan orang batak. Perkawinan orang batak adalah antara anak raja sebagai pengantin pria dan putri raja sebagai pengantin wanita, sehingga perkawinan orang batak merupakan perhelatan semua marga dikalangan orang batak dan tidak terbatas dengan agama.
Ketika pesta perkawinan orang batak dilakukan sebenarnya marga batak sudah ada disana dan inilah yang mengikat perkawinan orang batak yang artinya hadirin merestui perkawinan itu hal ini dibuktikan dengan diberikan “Tuppak” tuppak dalam artian bisa juga bentuk rupiah, kado, beraa, ulos dan lain lain dan tuppak sendiri merestui perkawinan tersebut.
Menurut Ephorus Emeritus bahwa dalam perkawinan orang batak sangat terikat dengan masyarakat banyaknya marga yang diawasi semua marga. Marga batak yang ada tentu saja gereja didalam hal ini sangat mendukung dan sesuai pula dengan iman kekristenan bahwa perkawinan tidak boleh dipisahkan oleh manusia sebab Tuhan yang mempersatukan mereka. Namun demikian ucapan seperti putri raja sering tidak dihargai sepenuhnya, kadangkala ucapan putri raja tersebut yang sebenarnya adalah untuk menghormati keluarga istri tetapi dianggap sepele dengan cara kurang menghormati sebagai mana mestinya, dengan demikian perkawinan orang batak kristen menjadi kuat karena diawasi adat batak dan iman kristen.
Sementara itu kata Ephorus Emeritus motivasinya menerbitkan buku ini kadang kadang kita temukan ada ucapan atau prilaku sehari hari yang tidak sesuai dengan makna yang sebenarnya baik dalam prilaku suami terhadap istri ataupun sebaliknya.
Dengan terbitnya buku ini nantinya akan kembali meluruskan makna perkawinan yang sebenarnya sesuai adat batak kekristenan dapat berjalan langgeng dan bisa bertahan lama seumur hidup. (Ibnu)